BUDAYA DI KOTA PAMEKASAN


Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha komunikasi dengan orang-orang yang beradat budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Perkembangan kota Pamekasan diawali dengan pembangunan jalan lingkar (ring road), dimulai dari sisi selatan kota (wilayah Kecamatan Tlanakan ) hingga ke timur kota ( wilayah Kecamatan Pademawu dan Galis ). Sisi selatan timur terpilih sebagai lokasi, karena merupakan akses yang mudah dan cepat untuk jalur transportasi dari Surabaya (selatan) menuju Sumenep (timur). Jaringan jalan beserta fasilitas-fasilitas yang melekat, terbentuk secara sistematis. Maka, kegiatan perekonomian juga makin menggeliat cenderung meningkat, baik disepanjang jalan dari pusat kota inti menuju akses jalan lingkar maupun di wilayah sepanjang jalan lingkar.
Proses perkembangan Kota Pamekasan yang telah dan sedang terjadi berimbas pada kondisi Kecamatan-kecamatan di sekeliling Kota Pamekasan. Setiap kecamatan telah menyiapkan dan memaksimalkan produk dan potensi unggulan lokal yang siap jual diantaranya adalah:
1.     Kecamatan Tlanakan: Pelabuhan dan wisata alam
2.     Kecamatan Pademawu: Agrobisnis dan wisata alam
3.     Kecamatan Galis: Agrobisnis dan perdagangan
4.     Kecamatan Larangan: Agrobisnis dan wisata alam
5.     Kecamatan Kadur: Agrobisnis dan wisata alam
6.     Kecamatan Palengaan: wisata alam, wisata agropolitan dan sentra batik tradisional
7.     Kecamatan Proppo: wisata religi dan sentra batik tradisional
Dengan demikian terbentuklah pusat-pusat kota terutama di ibu kota kecamatan, sebagai bukti proses perkembangan juga berlangsung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROFIL PT.INDOFOOD DAN FUNGSI-FUNGSI MANAJERIAL

MATERI KEWIRAUSAHAAN BAB 2

KETEMU JEFRI NICHOL